WAKIL REKTOR 1 IIQ JAKARTA BERIKAN WAWASAN ETIKA DALAM BERKOMUNIKASI PADA PESERTA KKL 2020/2021
WAKIL REKTOR 1 IIQ JAKARTA BERIKAN WAWASAN ETIKA DALAM BERKOMUNIKASI PADA PESERTA KKL 2020/2021

Senin, 12 Jul 2021 | 15:06:11 WIB - Oleh Staf


WAKIL REKTOR 1 IIQ JAKARTA BERIKAN WAWASAN ETIKA DALAM BERKOMUNIKASI PADA PESERTA KKL 2020/2021

Jumat, 25 Juni 2021 telah diselenggarakan kegiatan Pembekalan Kuliah Kerja Lapangan IIQ Jakarta. Adapun diantara narasumber yang dihadirkan dalam pembekalan adalah Ibu Wakil Rektor Bidang Akademik IIQ Jakarta, Ibu Dr. Hj. Nadjematul Faizah, S.H., M.Hum. yang menyampaikan materi tentang etika berkomunikasi.  

Dalam pemaparannya beliau menyampaikan bahwa, manusia secara naluriah merupakan makhluk yang tidak bisa hidup sendiri, oleh sebab itu mahasiswi IIQ Jakarta, khususnya yang hendak melaksanakan KKL harus bisa memposisikan diri dan bisa beradaptasi dalam situasi dan kondisi apapun. Dalam berinteraksipun, misalnya dengan masyarakat, peserta KKL IIQ Jakarta  harus bisa memperhatikan bagaimana adat atau kebiasaan setempat. Karena mungkin bisa saja dianggap tidak sopan oleh salah satu kebudayaan, tapi dianggap sopan di kebudayaan lain. Inilah pentingnya ilmu etika dan ilmu komunikasi. 

“Berbicara tentang komunikasi, Komunikasi adalah proses pertukaran suatu informasi antar individu atau kelompok dengan adanya makna atau tujuan yang ingin disampaikan. Pesan atau informasi yang disampaikan dapat berupa komunikasi verbal atau komunikasi non-verbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, sedangkan komunikasi non-verbal mengacu pada beberapa cara selain penggunaan kata-kata yaitu kontak mata, bahasa tubuh atau isyarat vocal.” Imbuhnya 

Beliau juga menambahkan, “Komunikasi verbal dan non-verbal pada hakikatnya saling terkait dan saling melengkapi. Dalam komunikasi langsung, kita terus-menerus mengirimkan pesan pada lawan bicara kita. Komunikasi non-verbal sering terjadi secara otomatis dan tanpa kita kontrol. Contoh ketika kita marah atau senang, kita cenderung berbicara dengan lebih keras dan cepat. Hal ini terjadi karena kita mengalami perubahan emosi. Komunikasi nonverbal juga melengkapi komunikasi verbal kita. Ketika kita mengatakan satu hal, jika gerak-gerik tubuh kita tidak mendukung, orang tentu tidak akan percaya.”

“Hanya saja di era digital ini, komunikasi non-verbal seringkali tidak mungking dilakukan. Contohnya ketika kita sedang chatting, tidak mungkin kita bisa melihat ekspresi wajah lawan bicara kita atau mendengar intonasi suaranya. Karena keterbatasan ini pula komunikasi non-verbal sering menimbulkan kesalahpahaman. Contohnya, terkadang ada orang yang menggunakan emoji secara tidak tepat. Misal seseorang salah mengirim emoji marah padahal sebenarnya dia ingin mengirim emoji tersenyum yang terletak di sebelahnya. Hal ini bisa menyebabkan orang yang dikirimi pesan menjadi salah paham dan ikut marah.” Kata Ibu Warek 1 kepada peserta KKL. 

Sebagai closing statement beliau berpesan kepada peserta KKL bahwa jika dulu mulutmu adalah harimaumu, maka sekarang tidak hanya mulut, tapi jarimu juga harimaumu. Oleh sebab itu jaga mulut dan jari kita. (MN)



Senin, 12 Jul 2021, 15:06:11 WIB Oleh : Staf 326 View
Harlah ke-6 dan Pelepasan Siswa RA Labschool IIQ Jakarta



Tuliskan Komentar