Jakarta, 10/05/2021
Kemenkeu - Seorang Ibu adalah sumber ilmu pertama bagi anak-anaknya. Melalui
ucapan, sikap, doa, pikiran, maupun tindakannya yang sudah dimulai sejak pada
saat kehamilan akan sangat mempengaruhi kualitas anak yang akan dilahirkan.
Oleh karena itu, peranan seorang ibu dalam membangun peradaban suatu bangsa
menjadi sangat penting.
Hal tersebut
disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam tausiyah
kebangsaannya dengan tema Peran Perempuan dalam Mengisi dan Memajukan Bangsa di
Tengah Wabah pada acara Penutupan TINTA IIQ,Tilawah dan Tadarus Al-Qur'an
secara daring yang diselenggarakan oleh Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta,
Jum’at (07/05).
“Jadi memang peranan
perempuan sedemikian besar. Bagaimana Ibu memberikan nilai-nilai yang baik
kepada anak-anaknya dan ini tentu merupakan sesuatu yang luar biasa bagaimana
kita bisa terus meningkatkan perempuan-perempuan di Indonesia untuk menjadi
sumber ilmu yang berkualitas baik bagi keluarganya. Dia bisa menjadi pembimbing
dan sekaligus menciptakan suatu peradaban,” ungkap Menkeu.
Perempuan, tambah
Menkeu, adalah salah satu pilar yang sangat penting di dalam menjaga kedaulatan
negara. Berbicara tentang cita-cita untuk menciptakan masyarakat adil makmur, peran
perempuan dan laki-laki memiliki tugas yang sama di dalam membangun sebuah
keluarga yang baik, yang memiliki nilai-nilai yang mulia. Peranan perempuan
bahkan lebih penting karena negara itu adalah sebuah agregasi atau penjumlahan
dari keluarga-keluarga. Sehingga di dalam keluarga, perempuan yang selalu
memiliki daya juang luar biasa tinggi, harus juga memiliki intelektualitas yang
tinggi serta harus selalu haus untuk belajar atau tidak pernah merasa cukup
dari sisi ilmu pengetahuan.
“Dengan ilmu pengetahuan
maka dia akan memberikan contoh nyata dan langsung kepada anak-anaknya bahwa
kita sebagai makhluk yang diciptakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala adalah
untuk terus menjalankan tugas sebagai khalifah yang akan terus memperbaiki
dunia ini kedepan di dalam level keluarga mikro sampai level sosial bangsa dan
bahkan dunia,” pungkas Menkeu.
Namun begitu, seorang perempuan harus menanggung beban yang besar karena nilai-nilai adat istiadat dan interpretasi terhadap nilai-nilai dari zaman ke zaman. Untuk itu, para perempuan harus saling duduk bersama dan saling mendukung satu sama lain untuk terus memperkuat dan mendukung kemajuan sesama perempuan, tambah Menkeu. (ip/mr/hpy)